Coba Cari Disini

Diam dan Rasakan: Pentingkah?

Sabtu, 07 April 2012

Muhasabah

Diam dan Rasakan: Pentingkah?

Yes, I’m selfish. So What?
Tulisan itu tertempel di dinding kamar seorang teman, tidak hanya selembar, lebih. Sekilas biasa saja, bahkan pada suatu hari kita merasa perlu untuk mengatakan itu semua, ketika semua masalah terakumulasi jadi satu, ketika kita merasa tidak ada yang mendengarkan, ketika semuanya terlihat tanpa titik terang, terkadang kita ingin menjatuhkan diri pada kata: mencari senang. Sedetik, dua detik, lima menit, bisa jadi kita merasa puas dengan semua kemenangan dan keegoisan yang kita tunjukkan, sesudahnya mungkin kita perlu merasakannya lebih dalam: bisa jadi kita senang, tapi benarkah kita tenang? Baiklah, mari kta sama-sama singgah sebentar di sebuah ruang bernama introspeksi. Kita bisa memulainya dengan menambahkan Caravansary milik Kitaro di playlist music player kita dan mengajukan tanya: begitu pentingkah kita, begitu berharganyakah kita ketimbang semuanya hingga tiba-tiba kita selalu merasa ingin dipentingkan dan selalu ingin diperhatikan? Tidak adakah hal lain yang lebih penting dari semua tuntutan-tuntutan kita? Jawabannya ada, dan ialah dakwah, yang lebih penting dari apapun, segersang apapun suasana hati kita, sebegitu inginnya kita untuk dilihat dan dikukuhkan oleh semua orang, jika itu tak pernah membawa kemajuan pada dakwah, maka sudah seharusnya kita mengambil kembali poster-poster itu dari dinding hati kita dan membuangnya ke tempat sampah. Bisa jadi kita boleh egois, tapi sungguh kita akan menjadi tidak penting ketika berhadapan dengan kata: dakwah.

Orang bilang itu mengalah, yang lain menyimpulkan bahwa mengalah hanyalah sebuah pembelaan diri atas jiwa yang telah kalah. Terserah sajalah, ada banyak pikir yang kadang membuat kita jadi kian fakir. Seperti apapun definisi yang ada, yakinlah bahwa justru dengan mengalah kita tidak akan pernah merasa kalah. Dalam beberapa kondisi, adakalnya kita begitu ingin semua orang mengatakan iya pada setiap apa yang kita minta dan tiba-tiba merasa tidak berharga ketika seseorang itu menolaknya. Pada waktu itu, semua orang terasa sangat bersalah di mata kita, tiba-tiba kita ingin menanyai mereka satu-satu: mana janji persahabatan yang kita punya? Tiba-tiba kita ingin menggugat: katanya kita teman? Satu menit, bolehlah kita merasa sedemikian terluka, tapi pada saat itu ada baiknya kita diam, jangan ucapkan satu patah kata pun, apa lagi meng-update perasaan kita di kotak What’s on your mind dan sejenisnya. Ada dua hal yang mendasari dua keputusan untuk diam di saat kita terluka dan meras ditinggalkan. Pertama, perkataan yang keluar saat kita terluka bisa jadi akan menimbulkan penyesalan sesudahnya. Sesudahnya hati kita seperti berbelah-belah, sisi lain berkata: egois sebentar dan sedikit tak apalah, belah lain menyalahkan: seharusnya aku bisa bersikap lebih baik. Sibuk, sangat sibuk, sampai-sampai kita akan merasa gundah. Kedua, diam adalah waktu singkat untuk berpikir kembali: bergunakah tuntutan-tuntutan yang kita maui? Seberapa dekat korelasi tuntutan itu dengan berjalannya dakwah yang rodanya tengah kita putar saat ini? Sebab barangkali semua keinginan kita hanyalah sebuah cara tentang perasaan iri yang diperhalus, cemburu yang dikemas sok cantik, dan dengki yang seolah-olah lebih berkualitas. 

Maka, sebentar saja kita kembali memaknai jalan yang tengah sama-sama kita rengkuh. Bagaimanapun kita kita tengah mendorong kendaraan paling penting: dakwah. Jikalau di jalan ini kita harus banyak merasa mengalah, maka yakinlah suatu hari nanti kita pasti akan menjadi seorang pemenang. Di jalan ini, letakkan sedikit ego kita, sedikit saja. Sungguh dakwah membutuhkan orang-orang yang berprinsip: sedikit mengalah untuk menang. Sejenak kita kembali pada hati-hati kita, sebanyak apakah tuntutan kita di jalan ini sejauh ini? Kita bukanlah yang terpenting hari ini, akan tiba masa di mana semuanya mementingkan kita, semoga di akhirat kelak kita akan menjadi salah satu bagian yang penting dan dipentingkan ...

by : Azizatun Nurhayati (BKK KMMP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Kajian Muslimah

Kajian Muslimah
Klik Gambar Untuk Informasi

KMMP Weekly Posting

KMMP Weekly Posting
Klik Gambar Untuk Informasi

Perpustakaan KMMP

Perpustakaan KMMP
Klik Gambar Untuk Informasi

Kirim Tulisanmu

Kirim Tulisanmu
Klik Gambar Untuk Informasi

Perlukah adanya Mesjid di Fakultas Pertanian UGM

Most Reading