Bagi yang masih merasa belum bisa menerima kenyataan, malu, atau mungkin belum ada gambaran mau jadi apa setelah kita lulus dan mendapat predikat sebagai sarjana pertanian Universitas Gadjahmada, semoga dengan tulisan ini bisa memunculkan semangat untuk terus mencintai kampus ini, jurusan ini, fakultas ini, dan terus menerus berkarya untuk negeri!
Danu Santoso, pemuda asli Temanggung, walaupun sejak kecil
tinggal di daerah sentra pertanian tembakau tetapi sama sekali tidak mengenal
dunia pertanian hingga SMA. Hingga SMA lebih suka berkutat dengan hal-hal
berbau elektronika. Namun, kun fa yaa kun,
Allah subhanahu wa ta’ala
mentakdirkan beliau tahun 2007 mulai kuliah di UGM di Program Studi Agronomi
Fakultas Pertanian. Mulai saat itulah beliau melihat betapa peluang berkarya di
bidang pertanian masih terbuka sangat lebar. Seiring dengan berjalannya waktu beliau
pun melabuhkan pilihan dan meng-‘azzam-kan
diri untuk berkarya di bidang Pertanian bersama partnernya yaitu mas Imam Wibisono (Pemul ’07), mas Adhita Sri Prabakusuma (Pemul ’05), mas Suryanto (TP ’05), mbak Asmary Muis (Agro ’07),
dan mbak Titisari Juwitaningtyas (TP ’06) dengan membentuk Agroraya Madani Indonesia (AMINDO) sebagai
‘kapal pesiar’-nya dan beliau sendiri sebagai ‘nakhoda’-nya.
Melalui Agroraya Madani Indonesia (AMINDO) mereka berusaha semampu mereka untuk bersama-sama
mewujudkan kesejahteraan bagi petani dan masyarakat di pedesaan. Mereka melihat
permasalahan utama petani adalah sulitnya memasarkan produk mereka dan mereka
juga tidak dapat menentukan harga sendiri. Oleh karena itu kegiatan AMINDO
fokuskan ke bidang pemasaran produk agribisnis untuk membantu petani memasarkan
produk mereka langsung ke konsumen sehingga nilai jual produk mereka bisa lebih
tinggi.
Walaupun masih
terbatas, alhamdulillah AMINDO dapat
memasarkan dua produk yaitu pupuk kompos dan beras (baik organik maupun biasa).
Kedua produk ini memiliki daya serap pasar yang tinggi. Oleh karena itu AMINDO
menjalin mitra dengan beberapa kelompok tani/gapoktan serta badan usaha yang concern dan peduli pada kesejahteraan
petani. Mereka menjalin mitra dengan Gapoktan Rejomulyo di Lendah Kulonprogo
untuk produksi pupuk kompos sedangkan untuk produksi beras kami menjalin mitra
dengan Kelompok Perikanan Mina Sejahtera di Minggir, Sleman; Mitra Organik
Indonesia di Bantul; Gapoktan Permatasari di Sawangan, Magelang. Harapan Beliau
dengan semakin banyaknya mitra yang dijalin, peningkatan kesejahteraan petani
dapat semakin meluas.
Peluang berkarya di bidang pertanian di Indonesia masih
terbuka sangat lebar dan setiap mahasiswa pertanian di mana pun berada berhak
untuk memanfaatkan peluang tersebut. Mau tidak mau dan suka tidak suka kita
adalah calon pemimpin bangsa di masa depan. Masa depan pertanian Indonesia akan dibawa kepada kejayaan atau
keterpurukan tergantung pada Generasi Muda Pertanian Indonesia saat ini termasuk kita
yang saat ini masih menjadi mahasiswa.
Saran beliau untuk para Generasi Muda Pertanian Indonesia:
- Bentuklah Tim yang memiliki satu visi yang sama untuk berkarya.
- Perbanyaklah interaksi dengan petani yang sudah sukses untuk mencari inspirasi dan motivasi.
- Perbanyak pula interaksi dengan petani biasa karena dari mereka kita tahu berbagai permasalahan yang dihadapi serta realita yang ada di masyarakat.
- Tetap berpegang teguh pada prinsip dan idealisme dengan melandaskan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman.
Percayalah bahwa setiap peristiwa yang kita alami adalah
kehendak Allah subhanahu wa ta’ala dan
wajib kita syukuri jika itu nikmat serta wajib bersabar ketika itu berupa
cobaan.
narasumber : mas Danu Santoso
~Media Opini KMMP Menyapa~
Thank's gan infonya !!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id