Coba Cari Disini

Akankah kedatangan Obama memberikan keuntungan bagi Bangsa Indonesia dan umat islam pada khususnya?

Kamis, 02 Desember 2010

     Tema ini diangkat dalam sebuah questioner pada survey KMMP di lingkungan Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, April 2010, yang hasilnya dapat dijadikan suatu bahan diskusi akan gambaran pandangan mahasiswa terhadap isu seputar kedatangan obama. Dari hasil analisis qiestioner diperoleh bahwa sebagian besar mahasiswa (53%) setuju dengan kedatangan Obama, hanya 8% yang tidak setuju sedangkan dalam jumlah cukup besar, 39%, tidak begitu peduli dan tidak begitu terpengaruh dengan isu tersebut. Namun sebenarnya akankah kedatangan Obama membawa Bangsa Indonesia ke arah lebih baik? 48% mahasiswa ragu-ragu, 16% menjawab “tidak”, 34% menjawab “iya”, dan sisanya tidak tahu. Bagaimana seharusnya kita menyikapinya?








     Kunjungan Obama kali ini adalah merupakan kunjungan pertama Obama selaku Presiden AS dan merupakan tindak lanjut dari kunjungan yang telah diawali Hillary Clinton, awal 2009 lalu. Di dalam isu tersebut terselip kabar akan dirundingkannya US-Indonesia Comprehensive Partnership, sebuah inisiatif di mana Amerika Serikat akan memperluas dan memperkuat hubungan dengan Indonesia untuk menangani isu-isu regional dan  global.Ini tentu menimbulkan polemik dan sisi pandangan negatif akan lebih menyoroti peluang penggerogotan politik Indonesia oleh Amerika secara tidak kentara.
     Pendapat yang paling menguatkan pendapat mereka yang anti Obama adalah adanya doktrin yang mengatakan bahwa Obama sama dengan Bush, hanya saja, ia menggunakan soft power untuk menghancurkan umat islam.Terbukti dengan tidak terbuktinya seruan Obama di beberapa pidato kenegaraannya dan pidato kunjungan ke beberapa negara, di antaranya : Amerika adalah teman semua negara.” (pidato kenegaraan pertama Obama, 20 Januari 2009) dan kata-kata yang terlontar pada saat Obama melakukan kunjungan kenegaraan di Turki,"Saya katakan sejelas-jelasnya, Amerika Serikat tidak dan tidak akan pernah memerangi Islam.
     Indonesia adalah negara yang sangat menggiurkan. Indonesia memiliki potensi alam yang alam yang luar biasa. Indonesia memiliki kawasan hutan hujan tropis yang terbesar di Asia-Pasific, yaitu diperkirakan 1,148,400 kilometer persegi. Hutan Indonesia termasuk yang paling kaya keaneka ragaman hayati di dunia. Lingkungan Pesisir dan Kelautan di Indonesia Panjang seluruh garis pesisir di Indonesia mencapai 81,000 kilometer, ini adalah 14% dari seluruh pesisir di dunia. Indonesia adalah negara yang memiliki pesisir terpanjang di dunia. Ekosistem kelautan yang dimiliki oleh Indonesia sungguh sangat bervariasi, dan mendukung kehidupan kumpulan spesies yang sangat besar.
     Hal tambang, Indonesia penghasil 9,5% produksi tembaga dunia (#3 dunia setelah Chili dan USA), 40% produksi timah dunia (#2 dunia setelah China), 7% produksi nikel dunia (#6), 5% produksi emas dunia (#8), Penghasil batubara #9 di dunia yang volume ekspornya meliputi 18,75% ekspor batubara dunia.  Di Papua saja terdapat 25 milyar pon tembaga (#3 dunia), 40 juta ons emas (#1 dunia) dan 70 juta ons perak, nilainya ditaksir sekitar USD 40 Milyar. (Sumber : Suara Merdeka, 10 Mei 2005)
     Dari segi humaniora, Indonesia adalah negara dengan jumlah penganut agama islam terbesar di dunia. Hal ini lah yang menjadi daya tarik bagi barat. Seperti yang pernah dikatakan oleh Hillary Clinton, pada saat bertemu dengan SBY di Istana Merdeka, ”Indonesia adalah model bagaimana Islam, demokrasi, modernitas dan juga hak-hak wanita tumbuh bersamaan secara harmonis dalam satu negara. “
     Megantara Vilanda Setyawan, Kepala Departemen Kajian Strategis, Lembaga Dakwah Kampus Jama’ah Shalahuddin UGM mengatakan bahwa berdasarkan nilai-nilai strategis di atas, tentu Indonesia adalah negara yang sangat menarik sehingga wajar ketika ada kemungkinan bahwsanya AS sangat menggebu-gebu untuk mencokolkan pengaruhnya di Indonesia. Hal inilah yang perlu kita perhatikan. Kedatangan Obama ke Indonesia bisa kita waspadai adalah dalam rangka memperkuat eksistensi AS di Indonesia dalam segala bidang. Seperti yang sudah dikatakan oleh Dinno Patti Jalal, AS dan Indonesia akan membuat perjanjian kerjasama komprehensip di segala bidang. Artinya, penjajahan AS berpotensi akan semakin terbuka lebar. Saat ini pun, setidaknya sudah ada 2 sektor yang telah dikuasai oleh AS.
     Pertama, sektor ekonomi. AS adalah negeri pengeruk SDA terbesar di Indonesia. Tambang Emas di papua yang saat ini dikeruk oleh freeprot, 90 % keuntungannya masuk ke AS. Blok Natuna yang diperkirakan memiliki kandungan gas hingga 222 TCF (triliun kubik kaki), 76% dimiliki oleh ExxonMobil. Blok Cepu yang diprediksi memiliki kandungan minyak lebih dari 600 juta barel (senilai Rp 648 T dengan asumsi harga minyak perbarel $120), sehingga bisa menjadi andalan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia, 45% dimiliki oleh ExxonMobil. Selain itu, masih ada banyak perusahaan major AS yang secara keseluruhan menguasai 90 % minyak, dan  gas, seperti Total Fina Elf, BP Amoco Arco, Texaco, Conoco, Repsol, Unocal, Santa Fe, Gulf, Premier, Lasmo, Inpex dan Japex.
     Kedatangan Obama akan semakin memperkuat pengerukan SDA di Indonesia. Atas nama investasi, AS akan merampok sedikit demi sedikit kekayaan alam kita. Salah strategi yang akan dilakukan oleh AS adalah dengan cara menyuntikan virus-virus ide riba ke dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. AS akan meperbanyak jumlah beasiswa bagi mahasiswa Indonesia untuk diajarkan teori kapitalis di AS. Setelah di cuci otaknya di AS, mereka yang mendapatkan studi di AS kemudian akan dikembalikan ke Indonesia untuk mengajarkan teori-teori kapitalis di kampus-kampus. Saat ini, hampir semua Fakultas Ekonomi di seluruh Indonesia mengajarkan akan teori-teori kapitalis yang sarat dengan riba. Sehingga, para sarjana ekonomi nantinya diharapkan akan menerapkan ilmu riba nya di dunia Industri dan kenegaraan. Para doktor lulusan AS, telah banyak berhasil ditempatkan pada kursi-kursi pengambil kebijakan negara. Contoh saja untuk saat ini adalah Prof. Boediono(Wapres RI), Sri Mulyani(Mneteri Keuangan), Mari Elka Pangestu (Menteri Perdagangan), dan masih banyak lagi sejumlah ekonom di DPR maupun lembaga-lembaga kenegraan lainnya.
Dengan ditempatkannya para ahli ilmu riba di kampus-kanpus dan institusi-institusi negara, ide privatisasi menjadi mudah untuk diterapkan. Produk-produk kapitalis, seperti Bursa saham, bursa valas, dan perekonomian yang bertumpu pada perbankan, menjadi tetap bercokol di bumi zamrud khatulistiwa ini. Sekarang, hampir di seluruh ranah kehidupan, riba telah mendarah daging di tubuh umat islam.
     Kedua, sektor pemikiran. Penjajahan di sektor ini diwujudkan dalam bentuk perusakan Aqidah dan budaya. Untuk perusakan Aqidah, AS melalui agen-agennya menanamkan ide-ide sekularisme, pluralisme, dan liberalisme. Sekularisme ialah paham yang berpendapat bahwa urusan agama harus dipisahkan dengan urusan kehidupan. Pluralisme ialah paham yang berpendapat bahwa semua agama itu sama baiknya. Sedangkan, liberalisme ialah paham yang identik dengan kecintaan pada kebebasan dalam hidup. Ketiga paham inilah yang telah merusak umat islam yang ada di Indonesia. Strategi AS untuk lebih menanamkan 3 ide tersebut di Indonesia adalah dengan cara memperbanyak pemberian beasiswa bagi para santri atau tokoh cendikiawan muslim untuk bisa mengenyam pendidikan Islam di AS. Mereka dicuci otaknya di AS, kemudian dikembalikan ke Indonesia untuk menyebarkan paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme ini.
Alhasil, munculah kelompok-kelompok, seperti Jaringan Islam Liberal, Aliansi untuk Kebebasan Berkeyakinan dan Beragama, yang dengan gencar menanamkan pemikiran-pemikiran liberal. Selain itu, di tataran parlemen pun, dalam membuat produk-produk hukum, selalu menggunakan paradigma sekular bahwsanya ide-ide dari Al Qur’an dan Al Hadits, tidak bisa menjadi dasar utamanya.
     Kesimpulannya, kedatangan Obama ke Indonesia ini akan menjadi bencana apabila seluruh komponen bangsa ini, khususnya umat islam, tidak mau kritis dan waspada dalam menanggapi kedatangannya, pemerintah mengiyakan keinginan AS, sehingga AS dapat melancarkan agenda-agenda penjajahannya di Indonesia, baik penjajahan ekonomi, maupun pemikiran. Oleh karena itu, kaum muslimin tidak boleh terpukau dan menyambut kedatangan Obama dengan gegap gempita, dan menolak semua tawaran agenda-agenda AS di Indonesia. Setelah itu, bangkitkan umat dengan pemahaman idiologi Islam. Hanya Islam lah solusi bagi negeri ini.
     Tetapi, sebagian orang lagi setuju dengan kedatangan Obama. Mereka menyambut baik rencana pemerintah Amerika yang belum dapat dipastikan kapan pelaksanaannya itu. Alasan akan adanya kemungkinan/ peluang perbaikan ekonomi dan sektor publik lainnya termasuk kerjasama militer dan pendidikan menjadi pertimbangan mereka. Tidak selalu hal negatif yang ditonkjolkan, melainkan peluang melebarkan sayap kerjasama politik, ekonomi, sosial, dan budaya untuk negeri ini. Lagipula, tujuan awal Obama hanyalah menilik kampung halaman yang pernah menjadi tempat singgah dalam perjalanan hidupnya.
Sisi pandangan lain yang muncul adalah sisi netral. Mereka tidak begitu peduli Obama akan datang ke Indonesia atau tidak. Pendapat yang terlontar adalah,” Mau dia datang atau tidak, kondisi Indonesia kan sama saja?”Sebagian lagi malah tidak mengetahui rencana kedatangan Obama ke Indonesia.
     Ayo kawan, bagaimanakah sikap dan pandanganmu akan kehidupan negeri ini selanjutnya? Akankah kedatangan Presiden Amerika, Barrack Obama akan memberikan pengaruh yang besar terhadap perjalanan bangsa Indonesia???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Kajian Muslimah

Kajian Muslimah
Klik Gambar Untuk Informasi

KMMP Weekly Posting

KMMP Weekly Posting
Klik Gambar Untuk Informasi

Perpustakaan KMMP

Perpustakaan KMMP
Klik Gambar Untuk Informasi

Kirim Tulisanmu

Kirim Tulisanmu
Klik Gambar Untuk Informasi

Perlukah adanya Mesjid di Fakultas Pertanian UGM

Most Reading